Bagian 35, Kerajaan Demit di Pabrik Gula Terbengkalai

Konon, siluman buaya atau buaya putih tidak memiliki itu karena, orang jaman dahulu bila melihat manusia tidak memiliki aci-aci, bisa dipastikan dia adalah siluman buaya atau makhluk sungai.

Di kolam itu, tempatnya memang sepi karena agak jauh berbatasan dengan zona selatan. Kolam ini tidak berair ketuka musim kemarau dan anak-anak usia 16 tahun di desa itu biasanya menggunakan tempat itu unttuk minum miras.

Pernah satu malam, karena mereka sedang asyik untuk minum miras, di dalam kolam yang tidak beair.

Tiba-tiba, kolam yang sunyi dan senyap mendadak ramai anak kecil berlarian. Suaranya menggema, membuat mereka yang sudah mabuk bertanya-tanya. Darimana datangnya anak-anak ini.

Meski dalam keadaan mabuk, mereka masih dapat memperhatikan dengan jelas, dimana kebanyakan anak-anak ini memiliki kulict pucat dan mata yang tidak berpupil.

Setiap kali di ajak bicara, mereka tidak akan peduli dan berlaian kesana kemari. hingga, ketika hari semakin petang, anak-anak ini berhenyi berlari dan kemudian melihat pemuda-pemuda ini dengan ekspresi marah.

Masih dalam kondisi mabuk, wajah anak-anak ini mendadak marah, mengerubungi mereka, kemudian air tiba-tiba memenuhi seisi kolam dan pemuda mabuk itu meronta meminta tolong.

Suara mereka tercekat di dalam air, bercengkrama satu sama lain, tidak daoat bernafas dan anak- anak itu tertawa.

Bersambung… (Bersumber dari Twitter @simplem81378523 / PARISAINI R ZIDANIA)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *